FTIK UIN KHAS JEMBER MATANGKAN KURIKULUM BARU: INTEGRASI OBE–SISTER JADI FOKUS UTAMA

FTIK UIN KHAS JEMBER MATANGKAN KURIKULUM BARU: INTEGRASI OBE–SISTER JADI FOKUS UTAMA

FTIK UIN KHAS JEMBER MATANGKAN KURIKULUM BARU: INTEGRASI OBE–SISTER JADI FOKUS UTAMA

Rangkaian kegiatan penyusunan dan pengembangan kurikulum di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember, kembali berlanjut pada hari kedua, Jumat 14 November 2025.

Sesi Focus Group Discussion atau FGD Review Kurikulum resmi dibuka sebagai lanjutan agenda besar pembaruan kurikulum di lingkungan FTIK.

FGD ini menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Kepala Pusat Kurikulum, Dr. Zeiburhanus Saleh, serta dua pakar pendidikan, Dr. H. Moh. Sahlan dan Dr. H. Bahris Salim.

Dalam pemaparannya, Dr. Zeiburhanus memfokuskan pembahasan pada penerapan kurikulum Outcome Based Education (OBE) berbasis aplikasi SISTER. Ia menegaskan bahwa struktur mata kuliah di FTIK akan diperbarui secara signifikan dan nantinya seluruh proses akan terintegrasi di sistem tersebut.

Beberapa penekanan penting turut disampaikan, seperti penetapan Pengenalan Lapangan Pendidikan (PLP) sebagai mata kuliah akhir di semester delapan, koreksi atas bobot SKS Micro Teaching yang dinilai belum ideal, hingga peningkatan transparansi data yang nantinya membuat tampilan KHS berubah dan memuat capaian pembelajaran lulusan. Para koordinator prodi juga diminta segera melengkapi seluruh data di SISTER dan menyusun pengelompokan dosen sesuai keahlian.

Memasuki sesi berikutnya, Dr. Moh. Sahlan menyoroti pentingnya penyusunan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) oleh dosen pengampu mata kuliah melalui mekanisme team teaching. Ia juga mengingatkan bahwa beban tugas mahasiswa, terutama di semester awal, harus disesuaikan dengan kemampuan dasar yang mereka miliki.

Sementara itu, Dr. Bahris Salim menambahkan pentingnya konsistensi dosen pengampu agar penyusunan CPMK tetap selaras dari semester ke semester. Ia menegaskan bahwa Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) tidak perlu berlebihan, namun harus memuat kemampuan inti yang wajib dikuasai mahasiswa. 

Bahris juga mengingatkan agar kesenjangan antara kurikulum tertulis dan pelaksanaannya di kelas dapat diminimalkan. Selain itu, ia menyoroti kasus mahasiswa yang bisa menempuh PLP meski belum menyelesaikan mata kuliah prasyarat, sehingga distribusi SKS perlu ditinjau ulang.

Usai sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan FGD intensif antara tim penyusun kurikulum dan para narasumber. Para koordinator prodi turut mengulas kembali mekanisme Asistensi Mengajar dan PLP sebagai bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka.(thn)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

avatar
Kradio