Upaya merawat ingatan kolektif sekaligus merajut dialog lintas generasi dilakukan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember melalui kegiatan Review Film Dokumenter KH Achmad Siddiq, Kamis (4/12/25). 

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yang memiliki kedekatan historis dan akademik dengan almarhum KH Achmad Siddiq. Mereka adalah putra beliau, KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman; keponakan sekaligus pengasuh pesantren, KH Ayub Saifur Rijal; serta akademisi Universitas Jember, Akhmad Taufiq, yang juga dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Rektor UIN KHAS Jember, Hepni, menyebut KH Achmad Siddiq sebagai pemikir besar dengan pandangan yang melampaui zamannya. Menurutnya, KH Achmad Siddiq telah berhasil memadukan spiritualitas dan rasionalitas, iman dan ilmu, serta menghadirkan etika sosial dalam wacana keagamaan. Nilai-nilai itu, kata Hepni, sangat relevan bagi pendidikan Islam modern yang menekankan moderasi dan keterbukaan intelektual.

Sementara itu, Wakil Rektor I, M. Khusna Amal, menjelaskan bahwa pembuatan film dokumenter ini merupakan tanggung jawab moral UIN KHAS Jember, dan masih akan disempurnakan sebelum disosialisasikan lebih luas.

Para reviewer turut memberikan masukan penting. KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman menekankan perlunya memperkuat dimensi kepemimpinan personal KH Achmad Siddiq sebagai pesan moral bagi publik. KH Ayub Saifur Rijal menyoroti sikap beliau yang selalu menjaga jarak dari politik praktis, namun tetap tegas dalam prinsip dan lentur dalam pendekatan. Sementara itu, Akhmad Taufiq memberikan catatan terkait penguatan gambaran sosial-politik era 1980-an serta perlunya menghadirkan perspektif lintas agama untuk mempertegas posisi KH Achmad Siddiq sebagai tokoh nasional.(nik)