SEKOTAK ES KRIM SEJUTA HARAPAN, CERITA HARU ZAELANI DI APEL SHOLAWAT

SEKOTAK ES KRIM SEJUTA HARAPAN, CERITA HARU ZAELANI DI APEL SHOLAWAT

SEKOTAK ES KRIM SEJUTA HARAPAN, CERITA HARU ZAELANI DI APEL SHOLAWAT

Sore yang hangat di RTH Balung mendadak berubah penuh haru. Di tengah riuh Apel Sholawat Kebangsaan, Senin (8/12/25), seorang penyandang disabilitas penjual es krim tampak menahan air mata.

Namanya Zaelani, warga Glundengan, Wuluhan. Tangan pria berusia sekitar lima puluh tahun itu terlihat gemetar saat puluhan peserta apel tiba-tiba menyerbu gerobaknya.

Saat berjumpa Bupati Jember, Muhammad Fawait, dagangannya langsung diborong senilai Rp500 ribu. Seketika, kerumunan warga mengelilinginya. Es krim yang ia jual dibagikan secara gratis hingga ludes dalam hitungan menit.

Zaelani hanya mampu menunduk, berusaha menahan haru. Ia mengaku, jarang sekali dagangannya habis secepat itu.

Pertemuan pertamanya dengan Bupati Fawait, Senin siang itu, menjadi cerita berbeda dalam hidupnya. Bagi sebagian orang, Rp500 ribu mungkin biasa. Namun bagi Zaelani, jumlah itu sangat berarti.

Dua puluh tahun lebih ia berjualan dengan sepeda motor roda tiga. Kondisi fisiknya yang terbatas membuat ia harus bekerja lebih keras, sementara hasilnya sering tak menentu, kadang hanya laku Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per hari.

Setiap hari ia mengulak es krim dari Kasiyan, Puger, lalu berkeliling ke sekolah-sekolah dan tempat keramaian. Semua itu ia lakukan demi memenuhi kebutuhan hidup bersama istrinya, Rohima, yang juga penyandang disabilitas.

Dan benar saja, hari itu Zaelani pulang dengan wajah penuh syukur. Dagangannya habis, dan di tangannya tergenggam Rp500 ribu, rezeki yang katanya, akan membuat istrinya tersenyum saat ia tiba di rumah.

Kisah singkat pertemuan Zaelani dan Bupati Fawait mungkin sederhana, tetapi sarat makna. Tentang perjuangan, kepedulian, dan harapan yang datang di saat tak terduga.(thn)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

avatar
Kradio