International Conference on Islam Nusantara (ICNARA) 2025, yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, di Surabaya (27-29/20/25) membahas tema "Living Tradition and The Sustainable Future of Pesantren: Education, Ecotheology, and Ethics in the SDGs Era".
Salah satu fokus utama konferensi ini adalah ekoteologi, yang merupakan perpaduan antara pendekatan agama dan isu lingkungan.
Rektor UIN KHAS Jember, Prof Hepni mengatakan, ekoteologi menjadi sangat relevan dalam konteks perubahan iklim dan krisis lingkungan global saat ini. Dirinya menyampaikan, kondisi global sejak tahun 2022 mengalami kenaikan suhu sekitar 1 derajat celcius.
Efeknya, terjadi kekeringan global, kekeringan ekstrem, banjir, hilangnya keanekaragaman hayati dan yang paling dahsyat adalah luka spiritual. Perubahan pandangan menganggap bumi sebagai bahan eksplorasi. Menghilangkan pandangan sakral terhadap alam.
Karenanya Kementerian Agama RI telah mengeluarkan kebijakan baru yang mendorong penerapan prinsip-prinsip ekoteologi di lingkungan kerja kementerian dan satuan kerja di seluruh Indonesia.
Kebijakan ini menekankan integrasi nilai-nilai keagamaan dalam upaya pelestarian lingkungan, termasuk anjuran untuk melakukan penanaman pohon, pengelolaan sampah berbasis lingkungan, serta penggunaan sumber daya secara bijaksana.
Dalam ICNARA 2025, ekoteologi dibahas dalam beberapa sub-tema, seperti Green Pesantren, Digital Skills and Technology in Pesantren, dan Economic and Entrepreneurship in Pesantren.
Beberapa institusi yang berpartisipasi dalam ICNARA 2025 antara lain Universiti Kebangsaan Malaysia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Universitas Al-Amin Prenduan.
Konferensi ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk memperluas wacana Islam Nusantara sebagai tradisi yang adaptif dan solutif, serta memperkuat peran pesantren sebagai pilar pendidikan yang tidak hanya religius, tetapi juga ekologis.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.