Ketua Kwarda Pramuka Jawa Timur, Arum Sabil, menyebut nama Gus Darling bukan sekadar fenomenal semata. Namun lebih pada akronim sadar lingkungan. Hal ini sejalan dengan gerakan yang dilakukan oleh anggota Pramuka untuk meningkatkan kepedulian dan aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Pernyataan tersebut dilontarkan Arum Sabil saat memberikan sambutan dalam pelantikan pengurus Kwarcab Pramuka di Pendopo Wahyawibawagraha, Senin (11/8/25).

Sebagai bentuk konkret peduli lingkungan menjaga kelestarian ekosistem, Arum mengajak Gus Fawait selaku Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kamabicab) dan Ning Giyta Eka Puspita selaku Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka serta para anggota Pramuka yang hadir untuk mendonasikan sejumlah uang.

Uang tersebut digunakan untuk membeli burung di pasar-pasar burung kemudian burung tersebut dibebaskan.

Hal ini sebagai bentuk kepedulian dan kesadaran terhadap lingkungan. Burung memiliki peran penting dalam rantai kehidupan. Salah satunya untuk mengendalikan hama.

Kondisi saat ini, petani dalam meningkatkan produktivitas menggunakan pestisida dan peternakan menggunakan vaksin. Bila dikonsumsi dalam jangka panjang paparan residu racun tersebut dapat membahayakan kesehatan.

Menuju generasi emas 2045 banyak anak muda mengalami gangguan kesehatan liver dan ginjal. Ini disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung paparan pestisida dan antibiotik secara berkepanjangan.

Menjadi peran gerakan Pramuka untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Sementara itu, Bupati sekaligus Kamabicab Gerakan Pramuka Jember berharap Pramuka bukan hanya seremonial tapi konkret membantu mewujudkan Jember baru Jember maju melalui pengentasan kemiskinan.

Termasuk dampak dari kemiskinan seperti stunting, AKI, AKB, dan TB (tuberkulosis). Bupati menyebut akan ada program pemberantasan tuberkulosis di dua kecamatan dimana kegiatan tersebut diprakarsai oleh gerakan Pramuka.(thn)