Pemerintah Kabupaten Jember menegaskan sikap tegas dalam menangani dugaan kasus kekerasan seksual terhadap seorang mahasiswi di Kecamatan Balung.

Bupati Jember, Muhammad Fawait, Senin (21/10/25) menyatakan dukungannya terhadap aparat penegak hukum untuk menegakkan keadilan serta memastikan korban mendapat perlindungan dan pendampingan menyeluruh. Menurut Bupati, tidak boleh ada toleransi terhadap kekerasan seksual dalam bentuk apapun.

Menindaklanjuti laporan yang diterima melalui Wadul Gus’e, Pemkab Jember telah mengambil sejumlah langkah konkret. Di antaranya, memerintahkan RSD Balung mengembalikan biaya visum korban dan memberikan layanan homecare, melakukan koordinasi lintas sektor untuk pendampingan medis dan psikologis, serta memerintahkan Inspektorat memeriksa dugaan pengabaian laporan.

Bupati menegaskan, kasus ini menjadi momentum memperkuat komitmen bersama melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pemkab Jember akan terus memantau proses hukum hingga korban memperoleh keadilan dan perlindungan secara menyeluruh.

Sebelumnya, seorang mahasiswi berinisial SF (21) menjadi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh tetangganya sendiri berinisial S (27). Peristiwa itu terjadi di rumah korban saat korban sedang berada di kamar sendirian. Tak hanya mengalami pelecehan seksual, korban juga mengalami tindakan penganiayaan.

Awalnya, korban melaporkan kejadian tersebut kepada aparat desa setempat. Namun, bukannya mendapat perlindungan, korban justru disarankan untuk menikah dengan pelaku. Tak terima dengan saran itu, korban kemudian melapor ke Polres Jember.

Kasatreskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma,  Selasa (21/10/25) mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa empat orang saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pakaian korban, hasil visum, serta sebuah telepon seluler.

Sayangnya, saat hendak diamankan, tersangka sudah lebih dulu melarikan diri. Polisi kini tengah memburu pelaku, yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.(nik)